0

Masjid dengan Arsitektur Unik Di Indonesia

Posted by Unknown on 18.15.00 in
Sebagai negara dengan mayoritas muslim, di Indonesia ada banyak sekali masjid dengan arsitektur menarik dan dengan bangunan yang megah.Teman – teman traveler bisa deh mencoba berkunjung ke masjid – masjid ini.

Entah untuk sekalian beribadah atau mungkin hanya ingin berkunjung karena ingin mengagumi kecantikan arsitekturnya. Atau, bisa juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk beristirahat ketika nanti kebetulan melewati salah satu masjid yang ada di tulisan ini.

1. Masjid Al-Irsyad, Bandung, Jawa Barat
Masjid Al-Irsyad, Bandung, Jawa Barat

Masjid Al-Irsyad ini merupakan sebuah masjid yang terletak di Bandung, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 2009 dan selesai pada tahun selanjutnya yaitu 2010. Bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar laiknya bentuk bangunan Kubah di Arab Saudi.

Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur dinding masjid. Masjid Al-Irsyad diresmikan pada 17 Ramadan 1431 Hijriah tepatnya 27 Agustus 2010 silam. Bangunannya unik, megah, dan kokoh. Beberapa bulan setelah dibangun, masjid yang memiliki arsitektur memukau ini langsung menyabet penghargaan bergengsi tingkat dunia.

Kalau kebetulan melintasi Bandung jangan lupa singgah ke Masjid Al-Irsyad. Masjid ini didesain oleh Ridwan Kamil sebagai arsiteknya, yang kemudian sekarang adalah Walikota Bandung. Dilihat dari kejauhan, kalian akan dapat menemukan masjid ini melalui desain yang tampak pada embedding teks kaligrafi Arab dengan jenis tulisan khat kufi.

Bentuknya, dua kalimah tauhid yang melekat pada tiga sisi bangunan dalam bentuk susunan batu bata, yang dirancang sebagai kaligrafi tiga dimensi raksasa. Lansekap dan ruang terbuka, sengaja dirancang berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan masjid. Lingkaran-lingkaran yang mengelilingi masjid itu terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Ka’bah.


2. Masjid Terapung Amirul Mukminin, Makassar

 Masjid Terapung Amirul Mukminin, Makassar

Makassar tidak hanya terkenal dengan wisata kulinernya saja. Banyak landmark menarik yang bisa dilihat di kota ini. Salah satunya adalah Masjid Terapung di Pantai Losari. Masjid Terapung Amirul Mukminin ini terletak di teluk Makassar atau di dekat Pantai Losari. Karena Mesjid dengan arsitektur modern itu memang dibuat di bibir pantai dengan pondasi cukup tinggi, maka dalam keadaan air pasang akan terlihat seperti terapung di laut.

Mesjid indah di pinggir pantai losari ini dibalut dengan warna putih dan abu – abu yang dominan, serta juga dilengkapi menara yang tinggi menjulang. Masjid Terapung Amirul Mukminin, Makassar memiliki kubah dengan diameter 9 meter, yang menambah keanggunan arsitektur mesjid tersebut.

Di bawah kubah itu, kalian dapat menggunakannya untuk beribadah sambil menikmati keindahan Pantai Losari. Sambil menunggu matahari terbenam kalian bisa mencoba naik ke bagian atas, menikmati Pantai Losari dengan suara deburan ombaknnya. Asik kan?

3. Masjid Raya Sumatera Barat

Masjid Raya Sumatera Barat

Masjid Raya Sumatera Barat dibangun pada tahun 2007. Masjid ini sempat tertunda pembangunannya akibat gempa yang terjadi di tanah minang. Namun pada akhirnya dapat diresmikan pada Februari 2014. Arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat ini memakai rancangan yanng dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang juga diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara.

Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan kubah. Atap bangunan menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad. Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai dua diperkirakan dapat menampung 5.000-6.000 jemaah.

Meski tidak rutin, Masjid Raya Sumatera Barat telah dipusatkan sebagai tuan rumah kegiatan keagamaan skala regional seperti tablig akbar, pertemuan jemaah, penyelenggaraan Salat Ied hingga Salat Jumat setiap minggunya. Sejak awal tahun 2012, pemerintah provinsi memusatkan kegiatan wirid rutin jajaran pegawai negeri sipil untuk memperkenalkan masjid. Namun, frekuensi pemakaian masjid untuk aktivitas ibadah masih terbatas karena belum rampungnya fasilitas listrik dan ketiadaan air bersih. Jadi, kalau main ke Sumatera Barat bisa dong mampir barang sejenak :)

4. Masjid Cheng Hoo, Surabaya, Jawa Timur

Masjid Cheng Hoo, Surabaya, Jawa Timur

Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya. Atau, 1.000 m utara Gedung Balaikota Surabaya. Masjid ini didirikan atas prakarsa para sespuh, penasehat, pengurus PITI, dan pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.

Pembangunan masjid ini diawali dengan peletakkan batu pertama 15 Oktober 2001 bertepatan dengan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pembangunannya baru dilaksanakan 10 Maret 2002 dan baru diresmikan pada 13 Oktober 2002.

Warna yang cerah seperti merah, kuning dan hijau membalut bangunan yang terlihat seperti klenteng dari kejauhan. Namun siapa yang menyangka, kalau bangunan ini adalah sebuah masjid. Iya, Masjid Cheng Ho ini memang merupakan perpaduan unik dari China, Timur Tengah dan Jawa di Surabaya. Bagi teman – teman traveler yang sedang singgah di Surabaya bisa mampir untuk mengagumi desainnya yang unik.

Masjid Masjid Cheng Hoo, Surabaya, Jawa Timur ini mampu menampung sekitar 200 jamaah.Nama Cheng Hoo sendiri digunakan sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan segenap muslim di Surabaya dan Indonesia, terhadap Laksamana, bahariawan asal Negeri China yang beragama Islam.

5.Masjid Tiban,Turen Malang Jawa Timur

Masjid Tiban,Turen Malang Jawa Timur

Traveler yang menyambangi sebuah pondok pesantren di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pasti menganga saat melihat Masjid Tiban. Selain besar dan berarsitektur unik, konon masjid ini dibangun tentara jin dalam 1 malam. Percaya?

Masjid Tiban berada dalam komplek Pondok Pesantren Biharu Bahri'asali Fadlaailir Rahmah di kawasan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dinamakan 'Tiban' karena konon, masjid ini 'tiba-tiba ada'.

Tahun 2008, masjid ini sempat heboh di kalangan warga dan wisatawan. Usut punya usut, Masjid Tiban dibuat oleh tentara jin hanya dalam 1 malam. Tapi rupanya hal itu tidak terbukti, para santri dan jamaah-lah yang membuat masjid ini sedikit demi sedikit.

Masjid Tiban mulai dibangun tahun 1991, dan sampai sekarang belum bisa dikatakan rampung. Tak tanggung-tanggung, masjid ini punya 9 lantai lengkap dengan toko suvenir, toko makanan ringan, dan area satwa.

Meski gaya arsitekturnya nyentrik seperti bangunan Timur Tengah, tak ada arsitek yang merancang Masjid Tiban. Adalah sang pemilik pondok pesantren, KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh yang mendapatkan petunjuk membangun masjid ini lewat salat istikharah.

Dilansir dari situs 'Wisata di Malang', Kamis (11/7/2013), pesantren itu sendiri sudah ada sejak tahun 1963. Masjid Tiban dibangun sedikit demi sedikit, dan mengusung konsep ramah lingkungan. Bahkan, ada salah satu bagian masjid yang sengaja dibuat menghindari pohon kelapa. Hal itu dilakukan agar pohon kelapa tidak ditebang.

Wisatawan bisa memasuki Masjid Tiban secara gratis, tanpa tiket masuk apa pun. Anda bisa menjelajah 9 lantai masjid ini menggunakan lift maupun tangga. Anda juga bisa melihat aneka satwa seperti kera, burung cendrawasih, kakatua, rusa, dan satwa lain di area khusus. Yang paling utama, menikmati arsitektur dan ornamen nyentrik bangunan ini. Kaligrafi terpahat di banyak tempat!

Meski santer kabar kalau Masjid Tiban dibangun tentara jin, nyatanya masjid ini asli dibuat oleh para santri. Tapi, tak sedikit wisatawan yang penasaran dan akhirnya datang sendiri ke masjid ini. Apakah Anda salah satunya?

6.Masjid Menara Kudus,Kudus Jawa Tengah

Masjid Menara Kudus,Kudus Jwa Tengah

Menara Kudus merupakan peninggalan Sunan Kudus yang dibangun di samping masjid yang konon pada saat pembangunannya dinamai dengan Masjid Al-Aqsa, karena batu pertama bangunan masjid tersebut didatangkan dari Jerussalem. Menara tersebut dibangun atas prakarsa Syech Ja’far Shodiq pada sekitar abad ke 16, hal ini dibuktikan dengan adanya candrasengkala yang berada di tiang menara yang berbunyi gapura rusak ewahing jagad. Menurut prof. DR RM Soetjipto Wirjosoeparto, candrasengkala ini menunjukkan Gapuro (9), Rusak (0), Ewah (6) Dan Jagad (1) yang dalam bahasa Jawa dibaca dari belakang  menjadi 1609, sehingga disinyalir bahwa menara ini tersebut dibangun pada tahun Jawa 1609 atau 1685 M.

Secara arsitektural, bentuk Menara Kudus lebih mirip dengan bangunan candi Hindu budha. Bentuk menara masjid hanya bisa ditemui di masjid Kudus. Bangunan klasik yang terbuat dari batu bata yang konon disusun tanpa menggunakan perekat setinggi 18 m mengisyaratkan adanya proses akulturasi budaya Hindu- Jawa-Islam yang pernah terjadi ketika penyebaran agama Islam oleh Sunan Kudus di wilayah Kudus.

Bangunan menara ini terdiri 3 bagian pokok yaitu kaki, badan dan puncak bangunan. Kaki dan badan diukir sebagaimana motif tradisi Jawa-Hindu, dan bagian puncak bangunan mustaka yang berupa atap tajug yang ditopang oleh empat batang saka guru. Dan disekeliling bangunan dihias dengan piring-piring biru dengan lukisan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma berjumlah 20 buah dan 12 piring buah  berwarna merah putih dengan lukisan bunga sebagai hiasannya.

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 Infinitely All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.